‘Wajah Indonesia’ Masih Bertumpu Sektor Ganda Putra All England 2023

‘Wajah Indonesia’ Masih Bertumpu Sektor Ganda Putra All England 2023

Oleh: Aditiya Candra Utama, S.Kom.I (Penulis Adalah Pengamat/Pemerhati Badminton Tanah Air dan Ad-Hoc BAWASLU Kelurahan di Provinsi Bengkulu)

Sejak pertama kali Indonesia mengikuti kejuaraan bergengsi level dunia kelas ‘All England’ merupakan kejuaraan sangat bergengsi di dunia badminton (bulu tangkis) dunia tahun 1956, dari catatan sejarah bahwa Indonesia pertama kali berhasil mempersembahkan gelar ‘Juara All England’ ini khusus untuk di sektor Ganda Putra di tahun 1972 dan 1973 melalui pasangan Ganda Putra Christian Hadinata dan Ade Chandra secara 2 tahun berturut-turut.

Namun sebelumnya, prestasi atlit badminton Tanah Air (Indonesia) kita ditahun sebelumnya yakni dari tahun 1968 hingga 1974 berkat prestasi anak bangsa Indonesia bernama Rudi Hartono sosok Tunggal Putra badminton terbaik Indonesia dikala itu berhasil mempersembahkan gelar ‘Juara All England’ secara 7 kali atau 7 tahun berturut-turut terhitung sejak tahun 1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974.

Selama gelaran kejuaraan bergengsi ‘All England’ di dunia ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) cuma satu kali absen tidak sama sekali di izinkan mengikuti level kejuaraan bergengsi badminton dunia ini di tahun 2021 dikarenakan faktor Covid-19 masih menghantui seluruh ummat dunia.

Bicara prestasi anak bangsa, siapapun itu dan bangsa atau negara manapun itu, pasti dan pasti selalu orientasi dan harapannya ‘Juara’ dan ‘Juara’.

Rangkaian gelaran kejuaraan All England baru usai berakhir tadi malam memberikan kejutan luar biasa bagi bangsa Indonesia karena masih kita wajib bersyukur atas barokah dan nikmat yang masih Allah SWT berikan pada atlit-atlit badminton Tanah Air Indonesia yang hingga laga puncak (final) kejuaraan bergengsi badminton dunia kelas ‘All England’ Indonesia masih bisa mengantarkan sosok atlit badminton terbaiknya melalui sektor Ganda Putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Ganda Putra trennya lagi naik daun akan sepak terjangnya ini yakni Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berjumpa dengan seniornya berhasil menciptakan ‘All Indonesian Finall’ ini khusus untuk di sektor Ganda Putra.

Laga perang saudara ‘All Indonesian Finall’ ini akhirnya dimenangkan oleh Ganda Putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto secara mengejutkan dilaga puncak (final) tadi malam Senin (19/3/2023) berhasil menumbangkan seniornya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan skor straight game (dua game langsung) 21-17 dan 21-14 untuk kemenangan Fajar/Rian ini.

Dari kaca mata penulis bahwa sejak gelaran pertama kalinya ‘Kejuaraan All England’ ini hadir dimuka bumi dan Indonesia hadir ditengah deras dan tajamnya persaingan elit dunia, Indonesia selalu bertumpu pada sektor Ganda Putra.

Bukan mengenyampingkan prestasi anak bangsa di sektor lainnya, namun adalah bukti keniscayaan bahwa Indonesia kita melalui pundak organisasi Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) untuk segera maraton dan gerak cepat melakukan terobosan-terobosan gemilang salah satunya memperbaiki semua tataran birokrasi yang ada ditubuh PBSI baik alit, pelatih dan semua stok holder ada didalamnya karena hal ini menyangkut pada prestasi anak bangsa Indonesia kedepannya khusus olahraga cabang Badminton (bulu tangkis) ini.

Sosok Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan peraih gelar ‘Juara All England Tahun 2019’ ini jika menurut penulis sudah saatnya untuk di promosikan menjadi pelatih atau minimal Asisten Pelatih dikarenakan usia yang tidak lagi muda dan harus segera meregenerasi atlit badminton lainnya.

Mutlak kita ketahui, usia Mohammad Ahsan sekarang sudah memasuki 36 tahun adan dan pasangannya Hendra Setiawan hampir memasuki usia 39 menuju 40 tahun, itu artinya usia mereka sudah tidak lagi muda sehingga wajar saja jika harus segera meregenerasi juniornya untuk lebih banyak berbuat pada bangsa dan negara Indonesia tercinta kita ini.

Kembali pada perjalanan anak bangsa Indonesia berjuang secara gigih di kejuaraan bergengsi badminton dunia level ‘All England 2023’ ini hanya sektor Ganda Putra hari ini sejak dari tahun 2017, 2018, 2019, 2020, 2022 hingga 2023 ini ‘Wajah Indonesia’ kita masih bisa mempersembahkan gelar ‘Juara All England’ nya.

Untuk disektor lainnya, contoh sosok Tunggal Putra terbaik dimiliki Indonesia saat ini Jonatan Christie alias Jojo yang dilaga perdana (babak pertama) sangat mengejutkan dunia sudah angkat koper duluan lantaran kalah telak dari Tunggal Putra China, begitu juga dengan sosok Anthony Sinisuka Ginting Tunggal Putra terbaik Indonesia ini hanya mampu bertahan hingga laga Quarter Final (Perempat Final) karena dilaga QF ini langkahnya terhenti ditumbangkan oleh Ander Antonsen Tunggal Putra terbaik Denmark yang secara usia dan jam terbang di kancah badminton dunia namanya sudah tidak asing lagi.

Masih bersyukur Indonesia kita memberikan motivasi dan harapan pada satu-satunya sektor Tunggal Putri bernama Gregoria Mariska Tunjung biasa dikenal dengan sapaan akrabnya Grego alias Jorji.

Sempat memberikan kejutan dilaga awal sebelumnya, namun langkah perjuangannya juga terhenti ketika dilaga QF (Quarter Final/Perempat Final) berjumpa sosok Tunggal Putri China Chen Yu Pei kalah secara hormat dengan skor sangat ketat 24-22 dan 22-20.

Lalu, disektor lainnya yakni sektor lainnya, pada awalnya Indonesia kita berharap betul pada sosok regenerasi Ganda Putri terbaik dimiliki Indonesia saat ini ‘Apriyani Rahayu dan pasangannya Siti Fadila Sliva Ramadhanti’. Langkah sosok Ganda Putri terbaik Indonesia ini langkah perjuangannya terhenti dikarenakan dilaga Quarter Final (Perempat Final) ditumbangkan oleh Ganda Putri terbaik Korea dengan skor ketat tiga game 11-21, 21-14 dan 14-21.

Selanjutnya, sektor Ganda Campuran melalui pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati capaian prestasi di level kejuaraan ‘All England 2023’ ini secara mengejutkan tembus laga Semifinal (SF), dilaga SF ini Pemain Non Unggulan tanpa diprediksi tembus laga Semifinal ini terhenti langkahnya karena berjumpa sosok Ganda Campuran China peringkat 1 Dunia secara peringkat sangat jauh dengan wakil terbaik Ganda Campuran Indonesia namun masih tetap berupaya maksimal dengan bermain secara 1 jam lebih dengan skor ketat tiga game juga 17-21, di set ke-2 masih bisa memberikan kejutan kemenangan dengan skor 21-13 dan ditutup laga set ke-3 (set penentu) dengan skor 13-21 untuk kemenangan Ganda Campuran China ini.

Dari hasil kaca mata penulis bahwa puncak (final) ‘All England 2023’ tadi malam semua sektor lainnya baik Tunggal Putra, Tinggal Putri, Ganda Putri dan Ganda Campuran selalu didominasi China dan Korea, syukur Alhamdulillah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui langkah perjuangan wakil terbaiknya sektor Ganda Putra masih bisa mewujudkan ‘All Indonesian Finall’ lewat pasangan Ganda Putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto ini.

Dilansir dari Group Facebook Badminton Lover’s Tanah Air berikut sedikit Taujih Emass atau pesan penting disampaikan sosok Pelatih Ganda Putra terbaik Indonesia Herry Iman Pierngadi (Herry IP) ‘All England sudah berakhir tadi malam, namun bagi kami perjuangan ini belum berakhir dikarenakan didepan mata kita sudah menanti kejuaraan lebih hebat lagi yakni Olympic Games (Kejuaraan seluruh tangkai Olahraga Dunia digelar setiap 4 tahun sekali). Sama-sama kami tanggung bersama, jangan semua dibebankan ke pemain. Saya, Aryono dan Pelatih fisik Yansen (Alpine) juga harus kerja lebih keras lagi untuk mewujudkan target yang lebih besar lagi sudah menunggu didepan mata, jadi ini semua adalah tanggung jawab kita bersama, bebannya bukan bukan individu lagi melainkan beban bersama beban tim Ganda Putra Indonesia,” demikian statemen urgen menginspirasi publik dari sosok Herry Iman Pierngadi atau biasa dikenal dengan sapaan akrabnya Herry IP sosok Pelatih Ganda Putra terbaik Indonesia kita ini.

Harapan penulis dan semua anak bangsa Indonesia di seluruh penjuru Nusantara untuk semua stok holder terkait dan jajaran Pengurus PBSI di Pusat dan Daerah mari kita sama-sama memaksimalkan potensi diri dan semua fasilitas yang dibutuhkan atlit-atlit terbaik badminton Indonesia kita ini. Kenapa Negara Tirai Bambu (China/Tiongkok) dan Negeri Ginseng (Korea) hingga sampai hari ini masih bisa berjaya semua atlit badmintonnya di seluruh sektor, tentu semua support baik materi dan non materi telah dipersiapkan secara matang oleh pemimpin di ke-2 Negara ini.

Penulis yakin dan optimis, langkah dan perjuangan anak bangsa Indonesia semuanya sudah maksimal tinggal lagi support maksimal dan langkah untuk mensupport agar atlit badminton Tanah Air kita tetap berjaya maka dari itu mari kita wujudkan bersama demi harkat dan martabat bangsa Indonesia tercinta kita dan demi nama harum prestasi anak bangsa Indonesia kita bersama, bukan hanya di sektor tangkai Olahraga Badminton saja, tapi harus menyebar prestasi anak bangsa Indonesia kita di seluruh tangkai Olahraga lainnya. Bravo Badminton Indonesia. Salam NKRI untuk kejayaan Olahraga Badminton Indonesia.

Space Iklan
Artikel Terkait
Bayar Disini Aja

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top