Secara fisik, Indonesia terdiri dari beribu-ribu yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Selain itu, Indonesia tercinta kita dari berbagai suku, etnis, bahasa, adat istiadat bahkan agama. Sebagaimana dalam firman Allah SWT berikut QS Ar-Rum ayat 22:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar-Rum ayat 22)
Ayat diatas menunjukkan bahwa kebhinekaan memang dikehendaki Tuhan, perbedaan itu dalam kerangka yang lebih baik lagi. Islam mengajarkan persamaan diantara sesama manusia, dan oleh karena itu Islam juga sangat mengutuk perlakuan diskriminatif diantara sesama manusia dan merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain sehingga merendahkan martabat orang lain.
Perbedaan warna kulit, bahasa, budaya, jenis kelamin, dan lain sebagainya bukan merupakan alasan manusia yang satu memiliki derajat yang lebih tinggi diantara yang lainnya. Karena pada kenyataannya yang membedakan manusia dihadapan Tuhan ialah ketaqwaan-nya.
Sebagaimana diketahui bahwa kebhinekaan merupakan pengakuan adanya kebhinekaan selama orde baru, Bhinneka Tunggal Ika sering dijadikan selogan, karena maknanya telah direduksi menjadi ke-eka-an dengan doktrin uniformity-nya. Kebhinekaan harus dipahami sebagai keniscayaan, karena tidak ada yang dapat menghilangkan kebhinekaan. Mengenai perbedaan ini, Allah SWT katakan dalam firman-Nya dalam Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13: