Berdasarkan peninjauan pihaknya di lapangan dan laporan masyarakat, salah satu penyebab yang membuat area persawahan tersebut kerap banjir adalah adanya batu besar di dalam sungai Air Pikat yang dianggap menghambat kelancaran aliran airnya. “Apalagi Batu besar tersebut tidak hanya satu, namun terdapat dua titik di hilir sungai,” ungkapnya.
Lanjutnya, masyarakat berharap, aliran sungai Air Pikat tersebut dapat dilakukan pengerukan untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya banjir yang merendam area persawahan mereka dan diharapkan dapat segera terealisasi secepatnya.
“Berdasarkan pengakuan para petani setempat areal persawahan dari 3 Desa tersebut seluas kurang lebih 1000 hektar dan sekitar 30 hektar yang terdampak banjir,” demikian Ngadiono.
Selain Komisi II DPRD RL dan Kadis Pertanian RL yang meninjau lokasi persawahan tersebut, juga diikuti berbagai pihak terkait lainnya, seperti pihak Sumberdaya Air Dinas PUPR-PKP RL, kemudian kepala BPBD RL, Camat BU sekaligus PJS kades Air pikat dan Tebat Tenong Dalam serta Kepala Desa Tebat Pulau.(Ade)