Manokwari – Kapendam XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan, S.Pd., menegaskan bahwa dalam kasus pembacokan oleh oknum anggota Rindam XVIII/Kasuari kepada pimpinannya beberapa waktu lalu tidak ada yang namanya rasis.
Diharapkan kepada rekan-rekan media untuk tidak lagi membesarkan masalah ini dan berikan berita serta pemahaman yang baik kepada masyarakat agar tidak timbul pemikiran negatif yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Demikian disampaikan Kapendam saat bertemu dengan beberapa wartawan, di ruang kerjanya, Mapendam XVIII/Kasuari, Manokwari, Papua Barat, pada Kamis (26/10/2023).
Kaitan dengan kasus pembacokan yang dilakukan oleh oknum prajurit yang berdinas di satuan Rindam XVIII/Kasuari dengan inisial DRB berpangkat Prajurit Kepala kepada Dansatdik Secata Rindam XVIII/Kasuari, Letkol Inf Moh. Tamami.
Peristiwa ini berawal ketika DRB usai melaksanakan ibadah di gereja pada Minggu 15 Oktober lalu, saat dirinya kembali ke rumah, tiba – tiba Ia menjadi korban pemalakan yang dilakukan oleh oknum masyarakat yang sedan mabuk.
Kemudian DRB melakukan pembelaan diri dengan memukul para pemalak, sehingga masyarakat yang dipukul melaporkan DRB.
Danrindam XVIII/Kasuari saat menerima laporan dari masyarakat tersebut langsung mengambil langkah dengan melakukan pendekatan secara kekeluargaan, “Akhirnya peristiwa ini dapat diselesaikan tuntas secara kekeluargaan,” ujarnya.
Sayangnya, pada saat pelaksanaan apel pagi sekaligus pengecekan pasukan didepan Satdik Secata Rindam XVIII/Kasuari, Dansatdik Secata Rindam malah kembali mengungkit masalah yang sudah diselesaikan tersebut.
“Dansatdik membahas masalah ini kembali dengan maksud agar permasalahan serupa tidak terulang kembali. Sayangnya DRB yang mendengar hal tersebut, malah merasa sakit hati, sehingga menimbulkan spontanitas DRB untuk melakukan pembacokan dengan menggunakan parang,” jelas Kapendam.
Ia melanjutkan, terkait dengan video yang beredar di masyarakat hingga sosial media saat kejadian pembacokan tersebut, Kapendam kembali menegaskan bahwa video tersebut tidak ada sama sekali kaitannya dengan kasus pembacokan.
Lantaran, di video tersebut terlihat bahwa korban masih berpangkat Mayor sedangkan saat ini Dansatdik Secata Rindam XVIII/Kasuari sudah berpangkat Letkol.
“Korban saat ini, Alhamdulillah setelah mendapatkan penanganan dan sudah kembali ke rumah dinas dan sedang dalam proses pemulihan, sementara pelaku pembacokan saat ini juga sedang dilakukan proses hukum yang lebih lanjut sesuai dengan proses hukum di lingkungan Militer,” tambahnya.
Dalam kasus ini, Pangdam Kasuari, Mayjen TNI Ilyas Alamsyah, S.E., M.Tr.(Han)., CGCAE., sebagai pucuk pimpinan di lingkungan Kodam XVIII/Kasuari menyampaikan bahwa kasus ini tetap akan mendapatkan tindakan tegas. (Rilis Pendam XVIII/Ksr)