SILATURRAHIM UNTUK MENJAGA KERUKUNAN
DI TAHUN POLITIK
Oleh: Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si
Dan disampaikan kembali dalam khutbah Jum’at di Masjid Baitussyarif desa Ujan Panas, pada Jum’at (19/01/2024). Oleh Haikal (Penyuluh Agama Islam di kecamatan Padang Ulak Tanding kabupaten Rejang Lebong)
اَلْحَمْدُ لِلَّه , اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍنِ الْفَاتِحِ لِمَا اُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الْحَقَّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي اِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ وَعَلَى اٰلِهِ حَقَّ قَدْ رِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
أمَّا بعد, فيا أيُّها الإخْوان , أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى في القرآن الكريم : اعوذ بالله من الشيطان الرجيم , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah
Pada waktu dan tempat yang insya Allah penuh rahmat dan berkah Allah ini, pada hari Jum’at sayyidul ayyam ini saya mengajak kepada hadirin sekalian untuk selalu mempersembahkan puji dan syukur ke-Hadirat Allah Swt., atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian, terutama nikmat iman dan Islam sampai kepada nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kita masih mau dan mampu menunaikan kewajiban, memenuhi panggilan Allah Swt. menunaikan ibadah shalat Jum’at.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah Saw., keluarga, sahabat dan pengikutnya. Kemudian wasiat takwa untuk kita semua, marilah kita berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.
Realisasi iman dan takwa pada tahun politik harus kita nyatakan,
karena kita akan menyelenggarakan Pemilu siklus lima tahunan, yang tidak lama lagi akan digelar, sangat penting untuk kita cermati dan kita realisasikan pesan-pesan al-Qur’an dan pesan Rasulullah Saw., perihal untuk terus memupuk silaturahim antar sesama anak bangsa untuk menjaga kerukunan. Jangan sampai terjadi gegara Pemilu lantas hubungan silaturrahim kita menjadi retak, bahkan terurai antar sesama anggota rumah tangga.
Janganlah diantara sesama kita terbawa arus politik bahkan rasa dan karsa dari refleksi keimanan yang selama ini kita bina jangan tergerus oleh arus politik yang begitu deras terasa akhir-akhir ini. Jangan sampai terjadi politisasi keimanan dan ketakwaan. Jangan sampai diantara kita menjadi pribadi yang beriman dan pribadi yang dekat dengan rumah-rumah ibadah, karena ada kehendak dengan rakyat pemilih, setelah kita memilih mereka, lalu kita dan tempat
ibadah ditinggalkan.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Jadikanlah iman dan takwa mewarnai perpolitikan kita, bahwa mendudukkan wakil kita adalah penting karena mereka yang menjadi wakil kita merupakan aspirasi bagi mereka. Begitu juga jauh lebih penting untuk mencari dan menetapkan pemimpin kita lima tahun yang akan datang, karena di tangan pemimpin lah kita semua akan dibawa. Menuju kebahagiaan kah atau na’udzubillah terjerumus kepada kesengsaraan. Manfaatkanlah hak pilih anda-anda sekalian, gunakanlah sebaik-baiknya. Janganlah kita bertengkar, berselisih hanya kerana beda pilihan. Ingat! Kita adalah umat yang satu.
اِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةًۖ وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ
Sungguh, ini adalah umatmu, (yaitu) umat yang satu, dan Aku adalah Tuhan kalian, oleh karena itu beribadahlah kepada-Ku. (Al-Anbiya: 92)
Menyikapi fenomena saat ini, kita sama-sama anak bangsa harus tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai kesatuan kita sebagai bangsa yang satu bangsa Indonesia, dengan pesan:
Pertama, Menegaskan bahwa makna ayat tersebut adalah pengukuhan bahwa kita adalah umat yang satu, maka jangan terpecah, terpisah hanya karena beda pilihan. Kita merupakan satu kesatuan dari beraneka ragam pendapat, beraneka ragam corak dan budaya serta adat istiadat. Umat Nabi Muhammad Saw. berasal dari berbagai suku bangsa, ras, golongan, yang sangat berbeda antara yang satu dengan lainnya namun dapat disatukan dalam satu akidah yakni akidah Islamiyah, laksana bintang-bintang bertebaran di angkasa yang maha luas, lalu disatukan dengan nama gugusan bintang-bintang.
Begitu juga beranekaragam budaya, corak, adat istiadat, dan warna kulit bangsa Indonesia, lalu disatukan dengan Bhineka Tunggal Ika, itulah pemersatu bangsa. Sedangkan pemersatu umat dalam beribadah adalah akidah atau tauhid, dengan mengikuti jalan petunjuk Allah Swt. maka di dalam mengarungi kehidupan akan menjadi terarah. Pepatah mengisyaratkan, dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan agama hidup menjadi terarah.
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدٰيَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقٰى (طه : ١٢٣
Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Thaha: 123)
Kedua, Pada dasarnya kita diciptakan dari Tuhan yang satu. Dialah Tuhan pencipta alam semesta dan segala isinya. Secara fitrah tersirat makna untuk terus rukun dalam persatuan. Perihal ini lebih lazim disebut dengan ummatan waahidatan. Umat Islam harus menjadi penengah, umat Islam harus tetap menjaga silaturrahim, umat Islam harus menjadi wasit dan penyeimbang dalam kehidupannya ditengahtengah beraneka ragam budaya dan agama. Umat Islam dilahirkan
dan dihadirkan ke alam dunia ini sebagai agama penebar silaturahim sosial ditengah-tengah kemajemukan bangsa dan antar bangsa.
Kita perhatikan firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat ke143:
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًاۗ
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu,
Kaum muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah Karena di tahun politik yang sedang berlangsung ini, dimana aktivitas politik, pemilihan umum, dan kampanye mendominasi perhatian masyarakat. Bahkan debat politik pertama telah digelar, tentu ada nilai positifnya, yakni memberikan kesempatan kepada masyarakat pemilih untuk partisipasi aktif, meningkatkan kesadaran politik, dan membuka diskusi terbuka mengenai isu-isu penting.
Kampanye politik dapat mengedepankan visi dan pemilihan umum pun memberikan peluang terhadap perubahan positif. Namun, terdapat juga sisi negatifnya, dimana dengan tahun politik bisa membawa risiko seperti polarisasi, konflik, disinformasi, dan potensi kekerasan politik, bahkan ketegangan politik akan terjadi sehingga bisa memicu perpecahan dan menumbuhkan permusuhan dan kehilangan kedamaian.
Maka pada poin ketiga saya selaku khatib berpesan sebagaimana pesan Rasulullah Saw. dalam hadits Imam Tirmidzi:
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حبشي, فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Aku berpesan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diadaadakan, karena setiap bid’ah adalah sesat. (HR. Tirmidzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih)
Hadirinn jamaah Jum’at rahimakumullah,
Apabila kita cermati hadits ini secara seksama, seolah-olah hadits ini ditujukan kepada kita, kepada bangsa kita yang sebentar lagi akan mengadakan perhelatan politik. Maka sangat pas apabila nasihat Rasulullah Saw., ini kita aktualisasikan, sehingga menjadi resapan jiwa bagi kaum muslimin serta menjadi penenang dan menjadi pedoman teknis sikap kita dalam menghadapi tahun-tahun politik yang penuh dengan perselisihan (ikhtilafan katsira).
Kita berdo’a dan bertawakkal kepada Allah semoga Pemilu yang akan datang, baik Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden menghasilkan wakil rakyat yang aspiratif serta melahirkan pemimpin yang kredibel dan mampu membawa bangsa Indonesia kepada kesejahteran lahir dan batin. Amiin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكريم ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمِا فِيْهِ مِنَ الآَيَاتِ والذِّكْرِالحَكِيْمٍ، وتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَه إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ المحشر
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ,الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البلاء وَالْوَبَاءَ وَالزَّلازِلَ وَالمِحَنَ، وَسُوءَ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَ سَائِرِ البلدان الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُم وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ