Rejangnews.com || Rejang Lebong – Suara keresahan warga mengemuka di Kelurahan Tempel Rejo, Curup Selatan, Jumat (04/06/2025). Dalam agenda reses anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Dapil IV, Arpantoni.
Warga bergantian mengungkapkan persoalan yang mengimpit kehidupan mereka—dari pungutan pajak yang kian mencekik, banjir musiman, hingga listrik yang belum menyentuh sejumlah wilayah.
Reses yang digelar di tengah lingkungan permukiman padat itu menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan kegelisahan langsung kepada wakil mereka di parlemen.
Salah satu sorotan adalah soal kenaikan pajak daerah yang dinilai memberatkan, terutama bagi kelompok ekonomi menengah ke bawah.
“Kami merasa terbebani dengan pajak yang sekarang. Kenaikannya tidak sebanding dengan kondisi ekonomi kami,” ujar seorang warga di hadapan Arpantoni.
Tak berhenti di situ, keluhan juga diarahkan pada infrastruktur drainase yang buruk. Menurut warga, setiap musim hujan datang, genangan air kerap merendam halaman rumah dan jalanan utama, membuat aktivitas terganggu dan menimbulkan risiko kesehatan.
“Drainase tak sanggup menampung air. Kami butuh solusi permanen, bukan tambal sulam,” tambah warga lainnya.
Masalah akses listrik pun mencuat. Di beberapa sudut kelurahan, warga masih hidup dalam keterbatasan penerangan. Tiang listrik PLN belum menjangkau wilayah tersebut, memaksa warga patungan membeli kabel dan menyambung aliran dari rumah ke rumah.
Menanggapi itu, Arpantoni berjanji membawa persoalan tersebut ke ranah kebijakan. “Kami akan mendorong pembahasan bersama instansi teknis di provinsi. Pajak, infrastruktur, dan listrik adalah hak dasar warga yang harus dijamin negara,” katanya.
Ia juga mengusulkan pembentukan forum dialog bersama tokoh pemuda, mahasiswa, dan masyarakat sipil untuk mengurai dampak kebijakan fiskal daerah yang dirasa memberatkan warga.
Reses yang dihadiri puluhan warga dari berbagai latar belakang ini berlangsung dalam suasana terbuka dan interaktif. Hampir semua peserta menyampaikan pendapat, berharap suara mereka tak sekadar didengar, tapi juga diperjuangkan.(rnm)