Oleh: Aditya Candra Utama, S.Kom.I
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana IAIN Bengkulu Jurusan Aqidah Filsafat dan Penyuluh Agama Non PNS Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rejang Lebong
Bismillahirrahmanirrahim
Pada kesempatan ini, penulis mencoba mengangkat tema ‘Akankah Marwah KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Independen Atau Afiliasi Parpol di Era Digital’ dilatarbelakangi bahwa banyaknya dari berbagai asumsi dan frame (pemikiran) OKP (Organisasi Kemahasiswaan dan Pemuda) di Negara Kesatuan Aksi Republik Indonesia (NKRI) khususnya di Provinsi Bengkulu ini beranggapan bahwa organisasi KAMMI ditunggangi oleh Partai Politik dan berafiliasi dengan salah satu Parpol yang ada di Republik ini.
Berangkat dari latar belakang inilah, penulis mencoba sedikit membuka cakrawala baru terkhusus untuk diri penulis sendiri dan Kader KAMMI di seluruh penjuru Nusantara pada umumnya bahwa urgen sekali dalam tataran dunia Mahasiswa dan Pemuda di era digital saat ini untuk mutlak menjaga esensi marwah ‘Independen atau Non Partai Politik (Parpol)’ dalam jati diri seorang aktivis Kader Muslim Negarawan, agar kedepan bisa membawa marwah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang benar-benar Independen dalam semua bidang lini kehidupan.
Memang tidak dipungkiri juga bahwa, setiap masing-masing jati diri kader ada yang ingin terjun taktis pada salah satu Parpol dan bahkan ia terang-terangan berpihak masuk kedalam tataran birokrasi Parpol yang ada di Republik ini. Namun sejatinya saran penulis, boleh silahkan berpartai politik, tapi tolong lepaskan atribut organisasi KAMMI agar dimata publik marwah organisasi ‘KAMMI’ ini tetap terjaga marwah Independensinya dan memiliki harga diri yang jauh lebih mahal serta dipandang kokoh baik dalam persatuan, kesatuan dan profesionalitas sebagai aktivis Mahasiswa yang tetap menjunjung tinggi esensi peradaban bangsa dan karakter mentalitas anak bangsa yang tidak mudah ditunggangi oleh sebuah Parpol manapun itu.
Realita hari ini, berangkat dari study pengamatan penulis di lapangan bahwa banyak Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) terkotak-kotak bahkan terpecah belah lantaran berpihak pada sebuah Parpol (Partai Politik) yang terdapat di Republik ini. Jika penulis boleh jujur, ada Alumni KAMMI yang berjibaku di Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ada juga di perahu Partai Amanat Nasional (PAN) dan terakhir ada juga yang mempelopori dan mencoba membesarkan perahu Parpol baru bernama GELORA (Gelombang Rakyat) Indonesia.
Menurut hemat penulis, hal demikian telah banyak terjadi dikalangan Alumni KAMMI dan bahkan Kader KAMMI itu sendiri yang secara tidak langsung mengkotak-kan diri masuk dalam sebuah perahu Parpol tersebut. Jika hal ini terus dibiarkan, mau dibawah kemana ‘Marwah Organisasi KAMMI’ ini??? lalu, apakah organisasi KAMMI dimata publik dan dimata semua OKP yang ada di Republik ini tetap ingin ditunggangi sebuah Partai Politik (Parpol)??? Jawabannya, kembali pada masing-masing individu Kader KAMMI dan Alumni KAMMI itu sendiri apakah ingin tetap menjaga ‘Marwah Independen’ demi tegak kokohnya persatuan, kesatuan dan kesolidan sebuah Organisasi atau malah tetap dibiarkan begitu saja terkotak-kotak yang tidak ada marwah jati diri yang jelas agar tetap menjaga citra publik dari esensi jati diri seorang kader aktivis dengan selogan ‘Muslim Negarawan’ tersebut.
Dinamika dan tantangan setiap wa insan aktivis sebuah organisasi apapun itu organisasinya baik di perahu Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), begitu juga dengan seniornya telah Alumni dari masing-masing OKP tersebut meliputi, Keluarga Alumni KAMMI (KA KAMMI), Ikatan Keluarga Alumni PMII (IKA PMII), Korps Alumni HMI (KAHMI), Persatuan Alumni GMNI (PA GMNI), Alumni IMM dan Alumni OKP-OKP lainnya yang terdapat di Republik ini mutlak ada yang namanya dinamika, tantangan dan gesekan-gesekan dalam bersosialisasi dan beradaptasi dengan semua pihak manapun bukan hanya pihak Parpol tertentu melainkan juga dalam tataran kompetisi apapun itu termasuk juga kompetisi dalam sebuah pertarungan kursi-kursi penyelenggara Pemilu/Pilkada seperti Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) mutlak dimiliki oleh insan-insan anak bangsa Indonesia yang sampai hari ini masih fokus menjaga esensi jati diri dan marwah diri yang mutlak ‘Independen (Non Partai Politik)’.
Sekali lagi penulis mengajak dan menghimbau melalui goresan kecil yang dituangkan dalam sebuah karya tulis opini ini agar semua kita yang hari ini mengaku aktivis disebuah Organisasi Kemahasiswaan dan Pemuda (OKP), apapun itu organisasinya haruslah konsisten, solid, fokus dalam menjaga marwah jati diri dan organisasi mutlak berjiwa ‘INDEPENDEN (NON PARPOL)’!!! Sekali Independen tetaplah Independen.
Di usia Milad Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang ke-23 hari ini tepat pada 29 Maret 2021 ini tentunya banyak dinamika dan perjalanan lika-liku kehidupan yang dijumpai oleh kader aktivis Organisasi KAMMI ini. Untuk itu, sikapi lah semua problema tersebut dengan bijak, cerdas, kritis, profesionalitas dan solid dalam menjalin hubungan ukhuwah (persaudaraan) sesama aktivis pergerakan/aktivis organisasi baik dalam internal KAMMI itu sendiri dan juga diluar KAMMI seperti di GMNI, HMI, PMII, IMM, GMKI, PMKRI dan OKP lainnya.
Dilain sisi, penulis mencoba mengajak semua aktivis Organisasi KAMMI dan Alumni KAMMI (KA KAMMI) ini untuk membaur dan berkolaborasi dengan semua OKP-OKP yang terdapat di Republik ini. Tujuannya, agar semua kalangan diluar KAMMI dapat menerima eksistensi kita dalam rangka menjalin sinergitas ukhuwah yang baik dan kontinu. Jika hal ini telah diterapkan dari masing-masing insan aktivis KAMMI dan Alumni KAMMI maka Insya Allah roda eksistensi organisasi KAMMI itu sendiri bisa diterima dengan baik oleh semua kalangan lintas OKP sehingga dalam tataran kontestasi birokrasi di Universitas Kehidupan saat ini bukan hanya sebatas dikala masih di bangku perkuliahan saja, namun juga bisa diterima ketika Mahasiswa tersebut tidak lagi berada diranah kampus.
Harapan penulis kedepan, semoga goresan kecil yang dituangkan dalam karya opini ini bisa memberi ruang cakrawala baru bagi semua insan aktivis mahasiswa di semua OKP termasuk KAMMI dan Alumni KAMMI itu sendiri agar terus berkolaborasi dengan lintas OKP yang ada di Republik ini dan tetaplah fokus dalam menjaga esensi ‘Marwah Independen (Non Parpol)’ di manapun kita berada dan dalam tataran apapun kita berkontribusi tetaplah Independen.
Selamat berkarya dan selamat berkontribusi dalam membangun peradaban marwah Insan Independen (Non Parpol) di Bumi Pertiwi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tercinta dengan menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam menjaga keutuhan NKRI di manapun kita berada.
Selamat Milad (Ulang Tahun) yang ke-23 bagi Organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Keluarga Alumni KAMMI (KA KAMMI) semoga di usia Miladnya yang masih sangat muda dan belia ini bisa berkontribusi dalam menyongsong hari esok jauh lebih baik dan bisa berkolaborasi positif dengan semua pengambil kebijakan, wakil rakyat di Parlemen, para pemangku kepentingan di Republik Indonesia ini dan merangkul semua OKP-OKP yang terdapat di Republik ini.